Khamis, 20 Ogos 2015

DIAM & PERHATI



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Salam sejahtera wahai insani...
Dalam mengharungi kehidupan ini...
Adakalanya perlu diam, lihat dan nikmati...
Kerana kalam hanya mampu cerita illusi...
Bukanlah suatu hakiki....
Merasai dan menikmati...
Bagai suatu teka-teki...
Merenung jauh ke lubuk hati...
Demi menyelami diri sejati...


Istilah dan bahasa merungkai dilemma diri....
Cerita demi cerita hanya satu kiasan diri.....
Untuk direnungi...
Untuk dinikmati...
Untuk dihayati...
Diam dan renungi...
Terkandung alam dalam diri...
Sekadar melalui....
Perjalanan diri....


Menghayati dan menikmati....
Keindahan syurgawi....
Alam sejagat meliputi...
Rahsia Nur Illahi...
Menaungi martabat diri....
Memulangkan amanah yang diberi...
Kelahiran bayi maknawi...
Menghayati dan menikmati...
Keindahan alam yang meliputi...
Tanpa persoalan dan rencana diri....
Melangah tanpa persoalan dihati...
Menyerah diri...


Mengikut gerak dan rentak diri sejati...
Tiada lagi dakwa dakwi...
Tiada lagi timbangan dalam diri...
Melepaskan semuanya pada empunya diri....
Mengikut gerak nurani....
Bebas tanpa detik dalam diri...

"Wahai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan engkau berpuas hati,
 lagi diredhai. Serta masuklah engkau dalam kumpulan hamba-hambaku yang berbahagia.
 Dan masuklah ke dalam SyurgaKu! " 
(Al-Fajr 89:27 - 30)

‪#‎MerenungiHiasanDuniawi‬
‪#‎BerbahagialahWahaiJiwaYangTenang‬
‪#‎RedhaLagiMeredhai‬

Sabtu, 4 Julai 2015

™~Warna-warni Kehidupan~®



Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Salam muafakat dan sejahtera untuk semua...
Semoga kalian sentiasa....
Dalam rahmat, taufik, hidayah dan inayahnya...

Warna-warni kehidupan...
Mewarnai seluruh alam insan...
Lahirnya bagai putihnya kain...
Bersih, suci dan murni hanya kiasan...

Corak dan warna tiada dalam ingatan…
Ibu-bapalah yang mewarnai kehidupan....
Islam, Nasrani mahupun Majusi bergantung pada corakan...
Agama, bangsa dan budaya pada insan...

Warna-warni mewarnakan perwatakan...
Baik atau buruk itu terpulang pada insan...
Sikap dan watak orang tuanya menjadi pantulan...
Itulah dia warna-warni kehidupan…

Warna-warni kehidupan itu indah pada corakannya...
Mengikut watak dan peranannya...
Menyelusuri harapan dan masa..
Dari budak hingga dewasa...
Memeriahkan dunia fana...
Alam ciptaanNya...




Ini cerita dalam cerita...

Warna-warni kehidupannya...
Melambangkan perbezaannya...
Percakapan, perbuatan dan hatinya...
Maka akal dan nafsu main peranannya...
Engkau adalah engkau katanya....
Aku adalah aku, akuinya...
Mengabui pandangannya...

Keindahan warna-warni ikut pandangan
Menghimpunkan semua warna untuk satu kebenaran...
Itulah persamaan...
Menyatukan segala ciptaan...
Untuk kembali pada empunya ciptaan...

Merenung warna dalam kehidupan...
Agar sedar batasan pandangan...
Menilai diri ikut sunnah dan al-Quran..
Itulah panduan akhir zaman…
Laksanakan amanah yang telah dijanjikan...
Selagi nyawa dikandung badan...
Membawa tauladan dan pesan...
Setiap zaman...
Menjadi seorang insan...
Warna-warni kehidupan....
Wallahualam bissawab....
‪#‎warnawarnikehidupan‬
‪#‎perbezaanbukanpersamaan‬

Khamis, 2 Julai 2015

SIDDIQ



As-Siddiq gelaran diberi...
Membenarkan risalah Nabi...
Apa yang rasul kata semuanya hakiki...
Tiada keraguan didalam diri...

Luhurnya budi pekerti...
Datangnya dari hati...
Tiada iri hati...
Menabur budi pada insani...

Duhai manusiawi...
Tauladan sudah diberi...
Mengapa perlu cari salah lagi..?
Katanya kebenaran yang dicari...
Alangkah rugi...
Kebenaran dalam diri sudah dinafi...
Terhijabnya diri...
Atas perbuatan dan kalam sendiri...
Sampai bila pun tetap lupa diri...

Risalah Nabi sudah lama diberi...
Alangkah rugi...
Ibadah mu ikut kehendak diri....
Tunggangan nafsu abadi..

Sampai bila pun takkan dikau temui...
Kononnya ilmu tauhid tinggi...
Masih tertipu dengan ilmu sendiri...
Masih belum ada siddiq dalam diri...

Siddiq dalam diri sendiri...
Tiada perbezaan dalam hati...
Siddiq dibentuk melalui hati...
Membenarkan risalah Nabi...

Wallahualam bissawab..

#siddiqdalamdirisudahtiada
#dimanakankucariganti

Selasa, 23 Jun 2015

Prasangka...





Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Dengan namaNya yang Maha Pengasih...
Dengan namaNya yang Maha Penyayang...


Hidup manusia dalam prasangka...
Bersangka kebaikan dibalas kebaikan...
Bersangka kejahatan dibalas kejahatan..
Sukarnya hidup tanpa prasangka....


Prasangka yang diluar nyatanya didalam...
Ibu segala prasangka letaknya pada hati...
Bersangka-sangka hebatnya diri....
Bersangka-sangka tingginya ilmu dalam diri....
Bersangka-sangka banyaknya amal dalam diri....
Bersangka-sangka hanya diri dalam kebenaran...

Tapi malangnya prasangka makan diri...
Itulah penyakit hati....

Owh prasangka bermain lagi...
Kononnya ilmu yang dituntut itulah paling benar....
Umpama si Khidir dengan Musa...
Tapi malangnya dikau terpedaya...

Prasangka membuta mata hati...
Terperangkap antara akal dan nafsu...
Prasangka tetap prasangka...
Dikau sangkaNya begitu hampir....

Sebenarnya dikau yang menjauh...
Jauhnya dikau kerana prasangka....
Prasangka membataskan pandangan..
Terhijabnya dikau kerana prasangka....

Nafsu menjadi raja...
Sangkanya sang pipit dirinya enggang...
Malangnya cermin kaburkan pandangan...
Prasangka menguatkan rasa ciptaan diri...
Prasangka membuatkan dikau lupa diri...
Dikau lupa amanah yang diberi...
Dikau lupa siapa sebenarnya pemilik diri...
Taksubnya dikau kerana prasangka...



Ya..
Tuhan mengikut prasangka hambanya...
Kerana kasihnya mendahului kemurkaan...
Tapi apakan daya...
Prasangka hamba mendahului Tuhannya...
Prasangka hamba kerana nafsunya....

Engkau adalah engkau....
Aku adalah aku....
Bebaskanlah dikau dari prasangka...
Hidup tanpa prasangka itu bahagia...
Hidup tanpa prasangka itu kembali...

Kembalinya diri kepada empunya diri...
Laksanakan amanah yang diberi...
Membawa rahmat seluruh alam...

Wallahualam...

‪#‎prasangkamembawaderita‬
‪#‎prasangkabuatdirialpa‬
‪#‎lupasiapakita‬

Rabu, 20 Mei 2015

Perjalanan Ku


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh....
Salam Sejahtera Wahai Insan yang bernama Manusia...
Tika ini jam 1:51 AM 20 May 2015 bersamaan 2 Sya'aban 1436 Hijrah..
Terdetik dihati kecil ini untuk mencoretkan suatu kisah perjalanan ku...
Masih bernafas dengan rahmat, taufiq, inayah dan hidayahNya...
Setelah berliku-liku jalan dilalui...
Bukan sekadar mimpi yang tak pasti...
Teringat daku persoalan dari arwah bapak yang dikasihi...
Allahumaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu...
Katanya sampai bila mahu serius dalam perjalanan?
Menjadi seorang Dai'e dan berkhidmat untuk jemaah?
Tika itu daku masih bujang....
Tika itu daku masih ada pilihan...
Tika itu daku terjumpa suatu jalan...
Lalu daku jawab sepontan tanpa perlu fikir lama...
Daku masih mencari jawapan...
Daku masih mengembara mengenal jalanNya...
Doakan daku jumpa jalan pulang....
Tika ini daku seorang bapa....
Tika ini daku tiada lagi pilihan....
Tika ini juga jalan yang berliku ku redah tanpa rasa...
Sudah puas bermain rasa...
Sudah puas bermain kata...
Sudah puas bermain pencak dan tatasusila....
Tujuh tahun masa berlalu...
Datang dan pulang bersilih ganti...
Watak dan lakonan bertukar wajah...
Sabar dan redha dalam perjalanan....
Ini cerita dalam cerita....
Da'ie dan jemaah diri itu perlu...
Renung dan tenung sedalamnya...
Tenggelam dalam lubuk rasa....
Setiap anggota tubuh tahu peranannya...
Yang mengawal hanya SATU...
Salah satu sakit, terasa semuanya...
Bersemayamlah ia mengikut makamnya...
Dari banyak kepada SATU...
Terhimpunnya anggota membentuk tubuh....
Didaftarkan akan ia atas pertubuhan...
Melengkapkan akan ia tanda kesempurnaan...
Insan Kamil nama diberi...
Seluruh alam terbentang luas...
Menyata akan ia suatu pembendaharaan sejagat...
Perkataan, Perbuatan dan Hati membentuk SATU...
ISLAM nama diberi....
Maka...
Sejahteralah wahai insan manusia....
Berlegarlah di alam maya...
Mengikut rentak dan gayaNya....
Sedar dalam gerak.... 
Mengikut tertib susunanNya...
Berkias dalam cerita...
Usahlah pandang diri yang hina...
Si buta dengan tongkatnya....
Meraba tika siang....
Celiknya mata tapi masih buta...
Maka peganglah ia akan tongkatnya....
Berpandu rasa dihujung tongkatnya...
Pendengaran membentuk tujuan....
Melangkah penuh hati-hati agar tidak tersandung jalan....
Andai kata jatuh maka jatuhlah...
Sabar dan redha bersulam tawakal...
Hidup perlu diteruskan....
Pedulikan kata dan tohmahan....
Nasihat Sang Ariffin dijadikan panduan...
Sekian saja sedikit coretan...
Berundur daku dalam perjalanan....
Kembali daku pada empunya diri...
Wallahualam Bissawab...
Berkalam sekadar perlu...
Hanya menghilangkan tawa dalam tangisan...


Ku sudahi coretan Jam 2:58 AM 20 May 2015 bersamaan 2 Sya'aban 1436 Hijrah.
Sekian...
Wassalam...

Khamis, 14 Mei 2015

Gurindam Jiwa Luahan Rasa










Salam Sejahtera wahai insan...
Dengan nama Allah Yang bersifat Ar-Rahman...
Dengan nama Allah Yang bersifat Ar-Rahim....
Dalam menempuhi kehidupan seharian...
Mencari makna dalam kehidupan...
Kasih dan Sayang memayungi seluruh Alam...
Hadirnya membawa Rahmat seluruh Alam...
Dari kacau bilau kepada kesejahteraan...
Tenang dalam gerak dan kalam....
Yang Luar menyatakan Yang Dalam....
Berkocak diluar maka begitulah dalamnya...
Hening tika diam...
Nafas tahan dan lepas bersulam rasa...
Berbicara rasa dalam renungan...
Melihat alam berselindungan...
Hati membentak nyata kalam dan af'al..
Tenang dalam keputusan...
Tenang dalam menyusun langkah dan harapan...
Wahai insan manusia gelaran istimewa...
Meriahnya dunia dengan ragamnya...
Baik dan buruk jadi sempadan...
Menyatakan indah dunia ciptaan...
Merenung Qalbu rahsia kehidupan...
Siapa pemandu jadi ikutan..
Iman dan nafsu bersalahan...
Kasih dan SayangNya mendahului Kemurkaan...
Memancing rasa dalam renungan...
Tafakur Sang Sufi kian sunyi...
Hilang diri seketika....
Merenung jauh ke lubuk rasa...
Pertemuan Sang Raja dan sang hamba...
Menyemai kasih maghfirahNya...
Tengelam cahaya dalam cahaya...
Nikmatnya sukar diluahkan kata...
Jalan rahmat dan amal itulah ia...
Tiada bahasa dan istilah untuk menyatakannya...
Tempuh saja diruangan rasa...
Perjalanan berliku dan berpaku...
menusuk luka dan pedih dalam rasa...
Renung dan tenung sedalamnya...
Hilang rasa itulah bahagia...
Berjalan ikut rentaknya...
Merdekalah Sang Hamba suka ria...
Tersenyum setiap ketika...
Belenggu terurai jiwa...
Jeritan Qalbu kepuasan kata...
Redha dan meredhai...
Antara kekasih dengan kekasih...
Kembalinya jiwa yang tenang....
Mengadap kesempurnaan...
Wallahualam Bissawab....
‪#‎madahsanghamba‬

Isnin, 6 April 2015

KeMATIan itu PASTI...




Apabila tiba masanya...
Walau sesaat tidak berganjak...
Perginya dijemput..
Datangnya bersambut...

Apabila matinya anak adam..
Terputuslah segala amalan..
Kecuali tiga perkara...
Ilmu yang bermanfaat...
Sedeqah jariah...
Anak yang soleh....

Amalan yang menjadi pegangan...
Agar akhirat tidak ketandusan...
Dunia sementara...
Ladang bekalan akhirat sana...

Husnul khatimah jadi harapan...
Agar dijauhkan Su'ul Khatimah..
Permulaan yang baik...
Kesudahaan juga yang baik..

Wahai jiwa yang tenang...
Kembalilah kepada Tuhan Mu...
Dengan keadaan engkau berpuas hati..
(dengan segala nikmat yang diberikan)..
Lagi diredhai(di sisi Tuhanmu)..
Maka masuklah dalam kumpulan hamba-Ku yang berbahagia..
dan masuklah ke dalam syurga-Ku
(Quran, Surah al-Fajar, 89:27-30)

Wallahualam Bissawab...

Madah Seorang Hamba..



Tika dalam keheningan..

Nafas naik dan turun..

Renung dan tenung..

Detak degupan jantung..




Berdetik hati berbicara..

Kudusku dalam doa...

Mengharapkan redha...

Setiap amal dan kata...



Rintihan hamba sentiasa...

Agar ingatan tak pernah lupa...

Syukur dan redha sentiasa..

Rahmat sekalian alam tercipta...

Hadiah istimewa dari Pencipta..



Merenung daku sedalamnya...

Kedalam qalbu tempat istimewa...

Raja segala alam..

Terkandung didalamnya...


Andai putih, putihla katanya...

Begitulah sebaliknya...

Mengawal segalanya...

Iman dan nafsu bertukar wajahnya...

Terpulang pada empunya dirinya...




Langkah demi langkah perjalanan hati...

Alam terbentang luas nyata diri..

Luar dan dalam bersatu kembali..

Menyatakan empunya diri...




Tatkala hamba tercipta

Hujan turun menyembah bumi...

Munajat hamba pada Pencipta..

Merindui maghfirah Rabbani..




Kasih sayang mendahului Kemurkaan..

Tanda Rahmat sekalian Alam..

Tiada daya upayaku, maha suci Engkau..

Kasih hamba pada Tuhan..

Mencari redha lautan dalam..

Hanyalah sujud dan syukur...

Tanda taat dan akur pada MU...




Wallahualam Bissawab...

"لا إلهَ إلا أنتَ سُبْØ­َانَÙƒَ Ø¥ِÙ†ِّÙŠ ÙƒُÙ†ْتُ Ù…ِÙ†َ الظّالِÙ…ِÙŠْÙ†َ"

Khamis, 15 Januari 2015

Kalimah yang awal dan akhir...

“Aku berseru kepada jasadku
Menujulah kepada tuan empunya jasad
Untuk aku mengenalkan jalan cerita
Yang awal, yang akhir...

Aku berhijrah daripada kandungan ibuku
Ke dunia dan alam maya...
Sebagai pelakon yang dilakonkan,
Tahun pun berhijrah...
Di pentas yang serba indah

Mempersonakan ilmu akalnya masa kini...”










Menanggung khazanah kalimah awal dan akhir,
walaupun limau purut dipotong...
asal kejadian awal dan akhir,
dari syurga ia datang untuk berlangir mandi bersiram...
dalam mengenal bau umpama limau yang dipotong rapi,
diramas dan disiram,
nyata akan kejadian ini.
Sebelum hamba mabuk dipenghujungan kalimah,
kami menadah Zat kalimah yang awal, 


Dipersada dunia,
kami menarik nafas perlahan-lahan,
apakah gerangannya...
hendak disebut dan disambut,
tanggungjawab rahsia yang awal,
kami menjunjung perintah yang diperintah...

Jalan hamba ini,
walaupun umpama lautan yang bergelombang,
bukan jalan yang berselekoh,
jalan diri empunya diri,
wahai bapak dilangit,
renung-renungkanlah,
hujan emas, hujan permata,
mencurahi segala tubuh yang ada,
amal untuk mengenal Abu Zat kalimah yang awal,
diturunkan dari syurga,
tujuh bulan ku kandung,
menunggu saat dan ketika,
nyata tujuh martabatnya jalan kesembilan,
cahaya nur dan cahaya nuri,
bermadu kasih diatas mahligai syahdu,
tunggu perintah yang diperintah... 



Bukan senang hendak senang,
bukan mudah hendak dipermudah...
Kalimah awal yang dituntut dan menuntut...
Serban Nabi terbentang indah,
Tudung Khadijah selindung wajah.

Sempurnalah Islam yang dijunjung,
iman yang percaya,
cahayanya naik turun,
dipenghujungan lidah,
Air telaga nuri hayat. 
Hidup tiada mati,
Air sekacuk jiwa,
menanda akan hakikat Islamnya,
Ibadahlah makrifatnya,
Tidak henti-henti dari Masyrik ke Maghrib... 
Berkasihlah antara Islam dan Iman.
Tiada saat dan ketika...
Azan bergema diudara,
Khamat berbisik-bisik antara adam dan hawa.

Wallahualam Bissawab...

Rabu, 7 Januari 2015

Kerana kaseh dan sayang ...


Perjalanan hidup di dunia
Tidak boleh ditukar ganti
Pada hakikatnya
patah ranting diperhujungannya
kerana kebendaan di dunia
tidah cukup kehendak akal dengan hati
satu jalan perpisahan cinta kasih sayang itu sendiri
kerana mati sebelum mati
menangislah manusia siang dan malam
tidak terhenti-henti
sehingga buta matanya.
Tiada bumi yang dipijak
tiada langit langit yang dijujung
tiada payung yang disediakan
untuk hujan kehujanan panas kepanasan.
Mengembara lah dunianya
kerana cinta kaseh sayang
tidak berdaya lagi
jinjang yang ada.
Tidak bermaya tidak berdaya
gelap gelita penglihatan
pada hakikat batin nya
ia tidak buta.



Apabila siang dan  malam
Tidak henti-henti berjalan
tidak tahu kemana arah yang dituju
gelap gelita kerana kejujuran dan keikhlasan
terlena di pintu gerbangnya
itulah sebenar benarnya musafir lalu
menangis ia tidak dengan air mata
bercakap tidak dengan  percakapannya
nak renung tiada gambar

dalam cerita ada cerita.


Ibu tua yang berhemah tinggi
Dijemput naik keteratak buruk
membicara seketika
si buta dengan tongkat nya
sibuta ingat sudah selesai
perisatiwa-peristiwa lalu
tapi malangnya tidak berbau
mendengar tangisan jiwa
yang bergitu tersiksa dan menyiksa
tiada ubat bagi nya
tiada dukun tiada pendita
yang boleh mengubati dengan kata-kata
rupa-rupanya
anak demik menangis siang dan malam
kerana suami nya disayangi
menyahut seruan illahi
tidak boleh diganti dan dicari ganti

serupa dengan mu.


Sibuta dengan tongkat terkejut
berdebar debar jantungnya
tongkat berkata kepada si buta
ketukanlah
bisikan hatinya
bermadah dan berpujanga
sufi menangis yang ditangis
dengan batin nya
tersedar  anak demiknya daripada tidur
pelihatannya pada mata hatinya
bersinar sinar
seperti permata direndam di dalam air
terkejut demik tidak menangis lagi
pimpinlah tongkat si butanya
rupa-rupa demik menyatakan
kamu lebih celek daripada aku yang celek
rupa-rupa nya aku buta disiang hari
si buta dengan demiknya
linang yang amat sangat
seperti air tasek yang tiada gelombang
dengan senyum simpulnya
bermadah lah ia dengan penuh perasaan
niat yang ada takala itu
hendak ditukar ganti
suara yang lembut berdayu-dayu
kaseh dengan kekasehnya


ibu tersenyum indah
tak dapat di gambarkan dengan kata kata
sahingga keheningan mata yang jerneh
membasahi pipinya
di sapu dengan jari manis
sehingga ibu tua keluar
dengan kata-katanya
Ya allah ya tuhanku
kamu maseh sayang keluarga ku


Dalam keasyikan bersukaria
tafakur sekejap
melihat burung tiong terbang
kehulu dan kehilir
menyanyilah ia
kerana dikokok lidah
boleh menyanyi irama dan lagu
indah sungguh suaranya
rupa-rupanya
Luka lama berdarah kembali
melihat lah si buta nya
melihat keindahan-keindahan
seperti dia datang dulu
terlintas dihati sibuta
ingin melihat gambaran-gambaran yang lalu
untuk memastikan ada cerita dalam cerita


Carilah situa bangka
merayu dan merayu
untuk memperlihatkan
tempat disemadikan
kekaseh yang awal
pergi tunjuk dan menujuk
di kubur yang zahir
itulah tempatnya
si celek menadahkan tangan kedua-duanya
untuk memohon ampun kesalahan
kekaseh awal dan akhir
dosa-dosa yang ada tatkala itu
sehingga membasahi pipinya
bersungguh-sungguh
berdoa dan merayu
kepada hak yang berkuasa keampunannya
secelek malang sekali
kubur yang zahir bukan milik kekasehnya
milik orang lain rupa-rupanya
kekasehnya tidak mati
menyesal dan kesal
zahir dan batinnya


Pejamkan mata tatkala itu
Rupa-rupanya….
Ya Allah ya tuhan ku
Ada juga kamu jadikan tubuh manusia
Rupanya binatang
Maka menyesal si celek dengan yang amat sangat
seperti guruh terjun dari langgit
Jiwanya bertukar cahaya
Wajahnya bertukar rupa
Ya  Allah ya tuhan ku
Biarlah ku buta seumur hidup
Aku tidak mahu melihat permainan dunia
Di alam maya
Di pentas yang nyata ini
Amat tersiksa batinku
Tak akan dapat ku cari ganti



Madah Seorang Hamba II...



Ada bayang ada maya
Ada cahaya ada cermin
Malangnya aku 

Cermin kecil pusaka bonda
Tak nampak wajah yang ada
Pandangnya nazar gelap gelita
Ku pandang rasa lari arah
Ku dengar bunyi tidak terhenti
Angin yang kencang tidak bergoyang
Rupa-rupanya di hujung hati ku gelap gelita

Pandangnya mata kerana hati
Telinga ku tuli kerana tiada ilmunya
Rasa geletar hujungnya tak sampai
Bodohnya aku ilmu tak sampai
Tidak mengenal cahaya dengan cahaya
Apatah lagi hendak mengenalmu
Mu yang nyata

Mu yang tiada selindung
Di sebalik pentas yang ada 
Aku sombong 
Aku tak sedar
Sedangkan aku tidak bermaya
Aku tidak nampak

Aku buta di tempat yang terang
Aku tak dengar tempat yang nyata
Aku tak rasa benda yang ada
Aku tak duduk tempat yang awal


Aku tak sedar aku dimiliki oleh mu
Aku terlindung di sebalik bayang ku sendiri
Yang tidak mengenal akan tuan bayangnya


Madah Seorang Hamba...


Intai-intailah wahai diri
Carilah kekasih sejati
Kekasih awal dan akhir
Nak pegang tak dapat
Nak suluh tak nampak 
Terbuka mulut,nyata
Nak tarik tak boleh 
Tali Allah terbentang indah 

Jangan dusta tubuh yang nyata 
Jangan tunjuk lagak, jangan tunjuk pandai 
Hancur nama empunya nama 
Bukan hujah dengan kata-kata 
Pandanglah suara di hujung suara 
Di hujung  suara itulah ilmu yang nyata 

Nak cincang tak dapat 
Nak rendam tak basah 
Nak bakar tak hangus
Nur Muhammad empunya cerita 
Dunia yang nyata di tapak kakinya 
Habisnya cerita 
Sentuhan di hujung jarinya 
Zat memandang di hujung bau 
Sahabatnya menarik nafas perlahan 
Kelipkan mata, jarang- jarang
Nampak di hujung ilmunya 

Butalah mata 
Tulilah telinga
Kelulah lidah
Taala yang menunggu
Setiap gerak dan gerik
Ya Allah ya Rasulullah
Jangan tinggal akan daku
Walau sesaat sekali pun