Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh dan salam sejahtera buat semua insan yang membaca blog ini. Selawat dan salam keatas rasul junjungan mulia Muhammad Salallahu 'Alaihi Wassalam. Semoga setiap hati orang-orang mukmin itu ditautkan dengan hikmah berlapang dada...insya'Allah.
Alhamdulillah syukur kita ke hadrat Allah subhanahu wata'ala kerana dengan izin dan limpah kurniaanNya masih diberi nikmat yang terbesar sekali dalam hidup kita iaitu nikmat Islam dan Iman, insya'Allah.
Dalam surah AL AN'AAM (Binatang ternak) Allah berfirman:-
[6:125] Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.
Setelah lama menyendiri didalam dunia blogger, bukannya tiada artikel yang di taipkan cuma ada beberapa artikel yang tidak di publish kan kerana didalamnya terkandung perkara-perkara yang sukar difahami dan hanya sekadar rujukkan penulis sahaja. Kali ini Sang Pencinta ingin membawa tajuk Hikmah Berlapang Dada. Tujuan tajuk ini dibawa hanya sekadar perkongsian kerana setiap hari kehidupan kita diuji dan menguji serta teruji dengan pelbagai ragam manusia dan arus kehidupan supaya iman semakin mantap dan matang dalam memahami akan makna kehidupan itu sendiri.
Alhamdulillah pada kali ini kita ditemukan dengan tajuk ini bagi sama-sama kita dalam usaha mengingati antara satu sama lain akan mengabdikan diri pada Rabbul Izatti, Tuhan pencipta sekian alam...insya'Allah.
Dengan lafaz bismillah saya memulakan kalam bisu ini dengan tajuk Hikmah Berlapang Dada, sesungguhnya tajuk ini merupakan suatu perkara yang memerlukan penelitian yang mendalam. Jikalau merujuk didalam kamus dewan membawa maksud kepada berlapang dada itu adalah berkaitan dengan hati yang berasa lega, tenang dan sabar.
Akan tetapi kali ini saya bukanlah untuk mengulas akan perkara ini kerana hikmah berlapang dada itu maksudnya terlalu luas untuk difikirkan dek akal manusia yang dhoif ini. Hanya ilmu yang sedikit sahaja yang mampu menghuraikan secara rambang kerana untuk lebih terperinci memerlukan suatu muhasabah yang agak lama dan memahami perjalanan akan ilmu pentauhidan itu sendiri.
Saya disini bukanlah untuk mengajar atau membicara akan hal ilmu itu sendiri kerana saya bukanlah ustaz yang belajar akan perjalanan ilmu agama tetapi sekadar berkongsi pendapat yang tidak seberapa agar sama-sama kita saling ingat-memperingati antara satu sama lain agar sama-sama kita mantapkan keimanan kita pada Allah Ta'ala...insya'Allah.
[18:109] Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". (AL KAHFI ayat 109)
Sesungguhnya ilmu Allah Ta'ala itu maha luas, seluas-luasnya bumi terbentang luas meliputi langit dan seluruh alam semesta. Setiap huruf dan ma'ruf itu kepunyaan Allah Ta'ala, tidak mengira bangsa dan negara atau bahasa segalanya milikNya. Hikmah berlapang dada adalah menerima apa sahaja itu sebagai ilmu Allah Ta'ala dan iman akan membezakannya benar atau sebaliknya. Tugas kita sebagai insan adalah mengabadikan diri pada Nya.
Sesungguhnya kesempitan dada dan apa yang menimpa seorang muslim berupa kebimbangan dan kebingungan serta kesedihan adalah perkara yang tidak seorang pun berupaya untuk menghindarinya.
Ibnu Hazm rahimahullah berkata, “Aku berfikir tentang usaha para cendikiawan, maka aku melihat bahwa usaha mereka mengarah pada satu hal, sekalipun jalan dan cara mendapatkannya berbeda-beda, aku melihat mereka semua berusaha untuk menghilangkan rasa bimbang dan kebimbangan dari diri mereka. Ada orang yang menghilangkanya dengan cara makan dan minum, dan yang lain dengan cara berdagang dan berusaha, sementara yang lain dengan menikah, atau terkadang orang mengejarnya dengan bermain-main dan bersenda gurau dan lain-lain. Akan tetapi aku tidak melihat salah satu dari jalan-jalan di atas yang boleh mengantarkan seseorang kepadanya, bahkan boleh jadi kenyataannya justeru itu kebanyakan dari jalan-jalan di atas, mengarahkan kepada titik yang berlawanan. Hanya dengan kembali kepada Allah SWT semata dan mengutamakan keridhaan-Nya maka dialah jalan yang menghilangkan kebimbangan. Tidak ada jalan yang lebih bermanfaat bagi hamba selain jalan ini, dan lebih pasti dalam menghantarkan seorang muslim kepada kenikmatan hidup dan kebahagiaan”.
Ibnul Qoyyim rahimahullah telah menyebutkan beberapa perkara agar dada menjadi lapang:-
Pertama: Tauhid, kesempurnaan tauhid pada seseorang akan menentukan sejauhmana ia akan merasakan kelapangan dalam dadanya. Allah SWT berfirman(Surah Az-Zumar ):-
[39:22] Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.
Didalam 'SURAH AL AN'AAM' Allah Berfirman:-
[6:125] Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.
Maka hidayah dan tauhid adalah sebab utama yang paling agung yang membawa kepada kelapangan dalam dada, sementara kesyirikan dan kesesatan adalah sebab utama terjadinya kesempitan dan kesesakan dada.
[6:122] Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.
Ketiga: Ilmu. Sungguh, ilmu itu bisa melapangkan dada, dan melegakannya sehingga dia lebih luas dari dunia, semantara kebodohan akan mengakibatkan kesempitan, kesesakkan dan terpenjara. Semakin banyak ilmu yang dimiliki seseorang maka semakin luas dan lapang dadanya. Namun hal ini bukan untuk setiap ilmu, akan tetapi maksudnya adalah ilmu yang diwariskan dari Nabi Muhammad SAW, ilmu yang bermanfaat. Pemilik ilmu ini adalah orang yang paling lapang dadanya, paling luas hatinya, paling baik akhlaknya serta paling bagus kehidupan yang dirasakannya.
Keempat: Kembali kepada Allah SWT dan mencintainya dengansepenuh hati, mendekat kepada Allah SWT, merasa nikmat dengan beribadah kepada -Nya, maka tidak ada yang lebih lapang bagi dada seorang hamba selain hal itu. Allah SWT berfirman:
[16:97] Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
[20:124] Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta"
Sesungguhnya orang yang mencintai sesuatu selain Allah SWT maka
dia tersiksa dan hatinya terpenjara oleh kecintaannya terhadap hal
tersebut.
Kelima: Senantiasa berzikir kepada Allah SWT dalam segala keadaan dan
tempat. Kelalaian memiliki dampak yang sangat mencengangkan dalam
menciptakan kesempitan dada, perasaan terpenjara dan tersiksa. Allah SWT
berfirman:
[13:28] (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Keenam: Berbuat baik kepada orang lain, memberikan bantuan kepadanya dengan harta, kekuasaan, jasa dan kerja badan serta berbagai kebaikan lainnya. Sesungguhnya, orang mulia yang baik adalah orang yang paling lapang dadanya, paling baik jiwanya, paling nikmat perasaan hatinya, sementara orang yang bakhil, yaitu orang yang tidak mau berbuat baik kepada orang lain, dan dia adalah orang yang paling sempit hidupnya dan paling keruh kehidupannya. Disebutkan di dalam Ashahihaini dari Abi Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Perumpamaan orang yang kedekut dan orang yang dermawan adalah seperti seorang lelaki yang memakai baju dari besi, mereka berdua terpaksa harus mengulurkan tangan mereka ke tulang selangka mereka, maka setiap kali orang yang suka
bersedekah itu ingin mengeluarkan shadaqahnya, maka dia semakin meluas sehingga bekas-bekasnyapun menghilang, dan setiap kali orang yang kikir ingin mengeluarkan shadaqahnya maka setiap lubang baju besi itu menyempit sehingga mengerut pada tubuhnya akhirnya membelenggu kedua tangannya kepada tulang selangkanya, dan didengar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Lalu dia berusaha memperluasnya namun baju itu tidak bisa melebar”.
Ketujuh: Keberanian. Seorang yang pemberani pasti berlapang dada, berhati lega, sementara orang yang pengecut adalah orang yang paling sempit dadanya dan paling sesak hatinya, tidak merasakan kesenangan dan kebahagiaan, tidak ada kenikmatan baginya kecuali jika dia termasuk hewan yang hanya memiliki instink kehewanan. Maka kegembiraan,
kesenangan, kenikmatan dan keindahan diharamkan bagi orang yang bersikap pengecut sebagaimana dia diharamkan atas orang yang pelit.
Kedelapan: Mendendam termasuk sifat yang tercela yang membuat hati menjadi sempit dan tersiksa, sehingga mengahalanginya mendapatkan kesembuhan. Sesungguhnya seorang hamba jika dia telah melakukan segala perkara untuk mendapatkan kelapangan dada namun dia tidak membersihkan dirinya dari sifat-sifat hati yang buruk, maka dia tidak akan merasakan kelapangan dalam dadanya walau sedikit.
Kesembilan: Meninggalkan penglihatan dan pembicaraan yang berlebihan, atau pendengaran dan bergaul yang sia-sia, begitu juga berlebihan dalam urusan tidur dan makan dan lain-lain. Sebab sikap yang sia-sia ini memancing munculnya rasa sakit, bimbang dan kebingungan di dalam hati, dia mempersempit hati, membelenggunya dan membuatnya tersesak. La Ilaaha Illa Allah, alangakah sempitnya dada orang yang tidak maenjaga anggota badannya dari perbuatan maksiat, alangkah keruhnya kehidupan yang diharunginya, dan La Ilaaha Illa Allah, alangkah nikmatnya orang yang mendapat bagian dari sifat-sifat terpuji ini, cita-citanya hanya tertuju padanya. Dia mendapat bagian dari firman Allah swt:
“dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka”. (QS. Al-Infithar: 14)
adalah orang yang sempurna dalam merasakan kelapangan, kelezatan,
ketentraman hati. Maka apabila seseorang mengikuti Nabi Muhammad SAW
dalam hal tersebut diatas maka dia akan mendapat tingkat yang sama
dalam kelapangan dada dan ketenteraman hati serta kelazatan hidup.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan
salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad saw dan kepada
keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
*Sumber dari e-book "Kiat-Kiat Agar Selalu Berlapang Dada" daripada Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi; Terjemah : Muzaffar Sahidu; Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad.